Oleh: Suksmasari
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa lebih dalam
tentang kesulitan yang ada dan
kegagalan yang terjadi selama proses negosiasi antara Pemerintah RI dan GAM
ataskonflik Aceh. Negosiasi yang telah dilakukan dianalisa dengan menggunakan
dua tipe pendekatan, yaitu secara
distributifdan integratif.Hingga
tahun 2003, negosiasi antara pemerintah Indonesia dan GAM yang sering mengalami
kegagalan tersebut cenderung men garah pada penggunaan negosiasi distributif. Negosiasi yang telah dilakukan
tidak efektif karena kedua pihak sama- sama mempertahankan kepentingannya. Pemerintah
Indonesia berpegang pada konsep NKRI, sedangkan GAM menginginkan kemerdekaan
bagi Aceh .
Negosiasi distributif ditujukan untuk menguasai pihak lain dengan
tujuan memenangkan tujuan dan kepentingannya. Sedangkan negosiasi integratif
ditujukan untuk memaksimalkan kepuasan semua pihak terkait. Efektifitas penggunaan
negosiasi yang bersifat integratif lebih terlihat pada proses negosiasi di
tahun 2005. Pada rangkaian pelaksanaannya, sangat minim terjadi kontak senjata
di daerah konflik. Pihak ketiga juga sangat berperan dalam mencapai hasil yang
maksimal. Pendekatan integratif mampu mengkompromikan kepentingan -kepentingan
tiap pihak secara efektif dan efisien.
Kata-kata kunci: Pendekatan
Distributif –Integratif, Efektifitas,
Kepentingan
ABSTRACT
This aims to understandthe
approach used by Government of Republic of Indonesia and Free Aceh
Movement in process of negotiation. From
2000 to 2003, they were using the type of distributive approach in negotiation
pro cess. In distributive bargaining situation, the goals of one party are
usually in fundamental and direct conflict with the goals of the other party
(win - lose solution). Free Aceh
Movement ta lkedabout indepen dence while the government kept the
negotiation in the framework of the integrity and
sovereignty of the Indonesia Republic.
Since negotiation process began in early 2000, the FAM’s behavior has
followed a pattern of perfidy . There was no trust between the se two parties.
This is also the characteristic of distributive approach.
Integrative approach works much better, especially for conflict
situation. It considers a negotiation as a mean to problem solving that all
parties involved should be satisfied. The disputes were mainly centered in the
issue of independence. The employment of integrative approach in conflict of
Aceh was in concert with the larger need of parties involved in the dispute to
solve it effectively and efficiently. The result of integrative approach,
especially used in Helsinki negotiat ion , was designed to meet he objectives
of both parties.
Key Words : Distributive –Integrative Approach –Free Aceh Movement