Oleh: Hildegardis M Kasi
ABSTRAK
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan usaha yang strategis dalam perekonomian Indonesia. UMKM juga
mendominasi aktifitas perekonomian di Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota
Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Pertanian
memberikan penguatan permodalan kepada para pengusaha mikro dan kecil melalui
kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Kewilayahan (PEW) dalam bentuk bantuan
dana bergulir dengan syarat mengembangkan sistem ‘tanggung renteng’. Penyusun
tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai model pengembangan tanggung renteng
dan melihat kinerja program PEW yang diukur dari indikator effect dan variabel
organisasi pelaksana, sumber daya pelaksana dan sikap pelaksana.
Penelitian ini menggunakan teori
yang berkaitan dengan konsep-konsep pemberdayaan UMKM dan implementasi kebijakan.
Di samping itu penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif yang
didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh melalui studi dokumen, observasi,
survei dan wawancara mendalam untuk melihat implementasi program PEW dengan
penerapan sistem tanggung renteng dan kontribusinya bagi keberhasilan
perguliran dana dalam program ini. Indikator yang digunakan adalah indikator
effect yang meliputi cakupan, akuntabilitas dan frekuensi atas kegiatan yang berkaitan
dengan program PEW.
Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi program
PEW dengan penerapan sistem tanggung renteng telah berjalan dengan baik
dan efektif yang terlihat dari frekuensi penerimaan da na bantuan penguatan
modal oleh kelompok penerima manfaat dan kelancaran perguliran dana dalam
kelompok yang berkaitan dengan tidak seimbangnya struktur dan tata kerja dinas dengan tugas dan rentang kendali
organisasi, sumber daya manusia dan anggaran dalam pelaksanaan yang belum memadai
walaupun sebenarnya pemahaman aparat sudah cukup memadai.
Temuan ini membawa implikasi
akademik bahwa penelitian implementasi program pemberdayaan dalam bentuk
penguatan modal dengan penerapan sistem tanggung renteng bagi para pelaku UMKM dan kelompok masyarakat
miskin di masa mendatang perlu dikembangkan karena dapat menjangkau kelompok
miskin terutama para pelaku UMKM selain
itu dengan penerapan sistem tanggung renteng ini kelompok-kelompok juga berhasil mengembangkan diri.
Kata Kunci: Implementasi
Kebijakan, Tanggung Renteng, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
IMPLEMENTATION OF AREA BASED
ECONOMIC EMPOWERMENT PROGRAM WITH APPLICATION JOINT RESPONSIBILITY SYSTEM
(STUDY OF IN KELURAHAN OF TERBAN, GONDOKUSUMAN DISTRICT, YOGYAKARTA)
ABSTRACT
Micro, small and medium enterprise (MSME) is strategic effort in
Indonesian economy. MSME also dominate economic activity in Yogyakarta.
Yogyakarta municipal government through Industry, Trade, Cooperation and
Agricultural Office provide capital strengthening to micro and small
businessperson with the Area Based Economic Empowerment (PEW) activity in form
of rolling fund with requirement of joint responsibility system. Author is
interested in studying further join responsibility development model and view PEW
performance measured from indicators of effect and executing organization
variables, executing human resource and executing attitude.
This research used theories related to MSME empowerment concepts and
policy implementation. In addition, the research used descriptive qualitative
method based on data and information obtained through documentary study, observation,
survey and in-depth interview. Joint responsibility development model was viewed
from joint responsibility mechanism implementation and its contribution on fund
rolling success in PEW program, while indicators used were effects including
coverage, accountability, and frequency on activities related to PEW program.
Result of analysis indicated that PEW program implementation with
application joint responsibility model development run well and effectively.
However, there were other obstacles in the program implementation. It was due
to some aspects that dominantly affect. They were unbalanced structure and job
description of office with task and organizational span of control, insufficient
human resource and budget in implementation although personnel understanding were
enough.
This finding lead to academic implication that joint responsibility
model on empowerment program in form of capital strengthening for MSME and poor people group in the future should be
developed because it can reach poor people particularly that run MSME. In addition,
with development of joint responsibility, the groups develop their self too.
Keywords: Policy implementation, joint responsibility, micro small and
medium enterprise (MSME)