PERILAKU EKONOMI PETANI TERHADAP RISIKO USAHA TANI DI LAHAN PANTAI KABUPATEN KULON PROGO

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat risiko biaya, harga, produksi dan pendapatan pada berbagai pola tanam serta perilaku petani terhadap risiko usahatani lahan pantai , (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani terhadap risiko, (3) mengetahui hubungan antara risiko dengan keuntungan kotor yang diharapkan, (4) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani lahan pantai, dan (5) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi irigasi dan tanaman. Penelitian ini dilakukan di lahan pantai Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Ada empat kombinasi teknologi irigasi dan tanaman, yaitu “Lombok Pompa”, “Semangka Pompa”, “Lombok Semangka Pompa” dan “Lombok Timba”.120 bidang lahan/rumah tangga tani diambil sebagai sampel dari 408 bidang lahan yang ditanami tanaman dominan secara proporsional dari masing-masing kombinasi teknologi irigasi dan tanaman. Analisis koefisien variasi, regresi, MOTAD Programming dan MLE (Maximum Likelihood Estimation) dengan paket program Zhazam, BLPX88 dan SPSS digunakan dalam analisis ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar petani enggan terhadap risiko usahatani lahan pantai. Risiko harga dan produksi yang paling besar dihadapi oleh Pola Lombok Pompa, variasi biaya paling besar dihadapi Pola Semangka Pompa ,sedangkan petani dengan Pola Lombok Timba menghadapi risiko pendapatan yang paling besar. Perilaku petani terhadap risiko dipengaruhi oleh pengalaman petani berusahatani di lahan pantai, jumlah anggota keluarga, bulan tanam, jarak lahan dari garis pantai dan pola kombinasi irigasi dan tanaman. Semakin besar keuntungan kotor yang diharapkan maka semakin besar pula kerugian yang harus ditanggung petani (risiko) dan sebaliknya. Untuk mengurangi risiko petani cenderung melakukan diversifikasi. Keuntungan usahatani lahan pantai dipengaruhi oleh harga bibit, harga pupuk organik, harga pupuk unorganik, harga output, luas lahan garapan, tanaman pelindung, bulan tanam, jumlah ternak (sapi) yang dimiliki petani dan pola kombinasi irigasi dan tanaman. Pemilihan pola kombinasi irigasi dan jenis tanaman dipengaruhi oleh perilaku petani terhadap risiko, luas lahan yang dikuasai petani, tenaga penyiraman, bulan tanam, jarak lahan dari garis pantai, tanaman pelindung dan jumlah ternak yang dimiliki petani. Untuk pengembangan lahan pantai diperlukan investasi public yang berupa wind barrier, subsidi yang berupa sarana dan prasarana irigasi dan perencanaan pola tanam yang baik.