Penulis
Novi Caroko
ABSTRACT: The population growth in Indonesia would also increase the national energy
consumption per year. National energy consumption is expected to increase from
674 million Barrels of Oil Equivalent (BOE) in 2002 to 1680 million BOE in
2020,that would be approximately increase 2.5 times or increase by an average
growth rate of 5.2 % per year. On the other hand, due to an increase in
population will also increase the volume of waste that generated. It can be solved
by processing waste into a form that is more valuable, by making waste as part of
the alternative renewable energy sources (renewable energy).
This study uses selected Municipal Solid Waste (MSW) in the form of
bamboo, banana leaves, styrofoam, and plastic as raw materials for briquettes.
Waste with compositions of 75 % organic (consists of 50 % banana leaves and 50
% bamboo) and 25% an organic (consists of 50 % styrofoam and 50 % plastic)
were destroyed in advance so that it passes 20 mesh size, then pyrolysis process
was carried out to obtain charcoal. Briquetting use percentage of binder by 20 %
of the total weight 3 g briquette, variation types of binder are starch, tar, and the
combination of tar and starch, and with a variation of the briquetting pressures of
200 kg/cm
2
, 250 kg/cm
2
and 300 kg/cm
2
. Characteristics examinations of the
combustion use a constant heat flux method varied in the initial oven temperature
300
o
C, 400
o
C, and 500
o
C. Characteristics occurred in combustions are Ea,
ITVM (Initiation Temperature of Volatile Matter), ITFC (Initiation Temperature
of Fixed Carbon), PT (Peak of weight loss Temperature) dan BT (Burning out
Temperature).
From investigation it is known that the higher pressure will result in lower
burning rate, lower heat release, lower ITVM, lower ITFC, lower PT, lower BT,
and lower the activation energy. Briquettes with Tar bindings has the highest
burning rate, highest heat release, lowest ITVM, lowest ITFC, highest PT, highest
BT, and lowest activation energy compared with a Tar + starch binding
briquettes and also starch binding briquettes. The higher initial furnace
temperature will result in higher burning rate, higher heat release, higher ITVM,
higher ITFC, the higher PT, higher BT and higher activation energy.
INTISARI: Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia akan meningkatkan jumlah
konsumsi energi tiap tahunnya. Diperkirakan kebutuhan energi nasional akan
meningkat dari 674 juta Setara Barel Minyak (SBM) pada tahun 2002 menjadi
1680 juta SBM pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik
dengan laju pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 5,2 %. Di sisi lain akibat
peningkatan jumlah penduduk juga akan meningkatkan volume sampah yang
dihasilkan. Dua permasalahan di atas dapat diatasi dengan mengolah sampah
menjadi bentuk yang lebih bernilai, yaitu dengan menjadikan sampah sebagai
bagian dari sumber energi alternatif yang terbarukan (renewable energy).
Penelitian ini menggunakan sampah kota terseleksi/Municipal Solid Waste
(MSW) berupa bambu, daun pisang, styrofoam, dan plastik kemasan sebagai bahan
baku briket. Sampah dengan komposisi 75 % organik (terdiri dari 50 % daun
pisang dan 50 % bambu) dan 25 % anorganik (terdiri dari 50 % styrofoam dan 50
% plastik kemasan) dihancurkan terlebih dahulu sehingga lolos ukuran 20 mesh.
Setelah itu dilakukan pirolisis untuk mendapatkan arang/char. Arang dibriket
dengan menggunakan persentase perekat 20 % dari berat total briket 3 g, variasi
jenis perekat yaitu kanji, tar, dan paduan antara kanji dan tar, dengan variasi
tekanan pengepresan yaitu 200 kg/cm
2
, 250 kg/cm
2
, dan 300 kg/cm
2
. Pengujian
karakteristik pembakaran menggunakan metode constant heat flux dengan variasi
temperatur awal tungku 300
o
C, 400
o
C, dan 500
o
C. Parameter yang digunakan
dalam karakteristik pembakaran meliputi harga Ea, ITVM (Initiation Temperature
of Volatile Matter), ITFC (Initiation Temperature of Fixed Carbon), PT (Peak of
weight loss Temperature) dan BT (Burning out Temperature).
Dari pengujian ini dapat diketahui bahwa semakin tinggi tekanan
pembriketan akan mengakibatkan laju pembakaran semakin kecil, Heat Release
semakin kecil, ITVM semakin rendah, ITFC semakin rendah, PT semakin rendah,
BT semakin rendah dan Energi Aktivasi semakin kecil. Briket dengan bahan
perekat tar memiliki laju pembakaran terbesar, Heat Release terbesar, ITVM
terendah, ITFC terendah, PT tertinggi, BT tertinggi dan Energi Aktivasi lebih
rendah dibandingkan briket dengan bahan perekat tar + kanji dan kanji. Semakin
tinggi temperatur awal tungku akan mengakibatkan laju pembakaran semakin
besar, Heat Release semakin besar, ITVM semakin tinggi, ITFC semakin tinggi,
PT semakin tinggi, BT semakin tinggi, dan Energi Aktivasi semakin besar.