Oleh: Nurfitria
Swastiningsih
Abstract
Having
child with serious illness such as cancer led to the poor of family prosperity.
Parents would have to deal with serious problems. This research aimed to find
that support group for parents of children with cancer can be used to reduce
the stres level towards the parents of children with cancer. Participants of
this research Wet 7 parents of children with cancer. The research design is one
group pretest-post test and follow-up repeated measurement design. Stress scale
used to Measures parent’s stress level were given three times, before treatment
as pre-test, Rafter treatments post-test and follow up measurement two weeks
after post-test. The descriptive statistic measure showed the decreasing level
of stress score from pretest to post-test. The Wilcoxon T-test showed the
significant different of stres score between pre-test and post-test with Z =
-2.375 and p = 0.009 (p<0.05). The results of the analysis showed that
support group for parents with cancer Children decreased the stress level of
the parents.
Key words
: Stress, parents, support group, cancer
children.
Pengantar
Penyakit
kanker sudah cukup dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Penyakit ini dapat
menyerang siapa saja baik lelaki maupun perempuan. Tidak hanya orang dewasa,
anak-anak juga memiliki risiko untuk mengidap penyakit kanker. Menurut catatan
International Confederation of Childhood Cancer Parent Organizations (ICCCPO)
diperkirakan jumlah anak penderita kanker di seluruh dunia berjumlah 250.000
anak atau sekitar 4 persen dari seluruh penderita kanker. Penderita kanker di
Indonesia setiap tahunnya diperkirakan mencapai 100 penderita baru di antara
100.000 penduduk, sehingga dengan jumlah penduduk 200 juta, maka diperkirakan
setiap tahunnya ditemukan sekitar 200.000 penderita kanker baru di Indonesia.
Jumlah tersebut setiap tahun setidaknya ditemukan 4000 anak yang menderita kanker
(“Kenali kanker”, 2002; “Pertahun di Indonesia”, 2002; “Mengapa kanker”, 2001).
Menurut
Tehuteru (2005), seorang dokter spesialis anak di RS. Dharmais, jenis kanker
yang paling banyak ditemukan pada anak-anak adalah leukemia atau kanker darah,
kemudian tumor otak, retinoblasma (kanker retina mata), kanker kelenjar getah
bening, neuroblastoma, kanker ginjal, kanker otot dan kanker tulang (Siswono,
2004 & “Pertahun di Indonesia”, 2002). Penyakit kanker pada anak memberikan
dampak yang cukup besar pada keluarga, terutama orangtua (Wong & Chan,
2006) yaitu pada kondisi fisik, psikis, dan sosial. Hasil penelitian
Lähtenmäki, Sjöblom, Korhonen, dan Salmi (2004) terhadap orangtua pasien kanker
anak menunjukkan bahwa para ibu merasakan kondisi
stres dan
ketegangan yang sulit untuk ditoleransi, para orangtua menunjukkan kurangnya
perhatian pada kesehatan pribadi, dan tugas rumah tangga menjadi terbengkelai.
Dampak lain yang dirasakan cukup berat adalah pada kondisi perekonomian atau
keuangan keluarga (Lavee & Dan, 2003). Orangtua merasakan banyaknya
pengeluaran untuk pengobatan, rawat inap di rumah sakit, transportasi, makanan
dan biaya lain sehingga beberapa orangtua harus meminjam uang untuk mencukupi
kebutuhan tersebut (Dockerty, Skegg, dan Williams, 2003). Hal ini terjadi
karena pendapatan keluarga menjadi jauh berkurang terutama pada bulan-bulan
awal semenjak anak didiagnosis kanker (Lähtenmäki et al, 2004). Selain itu pada
orang tua, dampak yang dirasakan tersebut cukup mempengaruhi banyak hal diantaranya
adalah hubungan pernikahan terutama masalah kepercayaan, komunikasi, seksual
(Lavee & Dan, 2003), serta munculnya tekanan terutama dalam peran dan
pengasuhan anak (Young, Woods, dan Heney, 2002).
Data
tersebut juga sesuai dengan yang diperoleh dari preliminary yang telah dilakukan
oleh penulis dengan metode observasi dan wawancara pada tanggal 25 Mei – 6 Juni
2008 terhadap orangtua pasien kanker anak yang sedang mendampingi anak
menjalani rawat inap di rumah sakit yaitu tiga orang ibu dan satu ayah serta
petugas di ruang bermain anak. Ibu tersebut merasakan cukup tertekan semenjak
mengetahui anaknya didiagnosis kanker.