Sebagai sebuah peristiwa sejarah, isra' mi'raj memang hanya
terjadi sekali, namun hikmah dan nilai yang terkandung di dalamnya akan terus
senantiasa relefan dan dibutuhkan dalam kehidupan manusia.
Melalui isra' mi'raj itulah dimulainya pembinaan kaum
muslimin dan pembentukan peradaban besar yang menjadi rahmatan lil 'alamin.
Kalau hikmah dan nilai isra' mi'raj itu senantiasa diperhatikan oleh umat
Islam, maka insya Allah mereka akan selalu hidup dengan penuh kemuliaan, namun bila
tidak demikian, maka mereka menjadi hina.
Landasan
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى
بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي
بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ ( الإسراء 17 : 1)
Hikmah Isra'
Mi'raj
1. Melalui peristiwa
wafatnya 2 orang yang sangat berjasa membantu dakwah Rasulullah; yaitu paman
tersayang Abu Thalib dan kemudian isteri tercinta Khadijah, sehingga membuat
beliau sangat sedih, sehingga tahun itu disebut dengan 'amul huzni (tahun
kesedihan/duka cita), kemudian Rasulullah dihibur oleh Allah bersama
malaikatnya melakukan isra' mi'raj,
Hikmahnya:
Mendidik kita agar ketika ditimpa musibah seberat apapun,
segera isra' mi'rajkan pula hati dan pemikiran kita dengan berbagai ungkapan
yang positif kepada Allah.
2. Melalui peristiwa
Rasulullah isra' dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, bukan dari istana ke
istana
Hikmahnya:
Mendidik kita agar kapan dan di mana pun berada;
jalankanlah hidup dengan start dari masjid kemudian finish juga di masjid.
3. Melalui peristiwa
ketika Rasulullah sampai di Masjidil Aqsha, sebelum naik ke langit, beliau
ditawari untuk memilih antara susu atau khamar, maka dengan mantap beliau
mengambil susu.
Hikmahnya:
Mendidik kita bahwa dalam hidup ini kita agar senantiasa
dihadapkan kepada pilihan antara benar/salah, hak/bathil, halal/haram,
baik/buruk, maka selalulah dengan mantap pilih yang diridhai oleh Allah.
4. Melalui mi'rajnya
Rasulullah dari Masjidil Aqsha naik ke langit sampai ke langit ke-7, terus ke
sidratul muntaha
Hikmahnya:
Mendidik kita agar dalam perjalanan menjadi hamba Allah, jangan
tanggung-tanggung, mulai dari yang kecil-kecil, mulai dari diri sendiri, mulai
dari sekarang juga, pertahankan terus sampai akhir kehidupan.
5. Melalui turun
naiknya Rasulullah menerima perintah shalat dari semula 50 waktu, karena Nabi
Musa merasa khawatir, maka beliau sampai 9 x mohon keringanan, setiap kali
mohon, dikurangi 5 waktu, sampai akhirnya ditetapkan 5 waktu. Sebenarnya Nabi
Musa masih menyuruh Rasulullah untuk mohon lagi dikurangi, tapi karena beliau
merasa sudah malu, maka tetaplah 5 waktu itu jadinya.
Hikmahnya:
Mendidik kita agar menjaga shalat 5 x sehari-semalam,
usahakan semaksimalnya berjamaah.
6. Kenapa Rasulullah
tidak langsung saja isra' mi'raj dari Masjidil Haram di Mekah ke langit? Kenapa
kenapa ke Masjidil Aqsha di Palestina terlebih dulu?
Hikmahnya:
Mendidik kita agar menjalin hablum minallah dan hablum
minannas.
7. Dalam perjalanan
isra' mi'raj itu, Rasulullah SAW banyak melihat tanda-tanda kekuasaan Allah
SWT.
Hikmahnya:
Mendidik kita agar sepanjang kehidupan, hendaklah
banyak-banyak merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.