STRATEGI PARTAI POLITIK LOKAL DALAM MENGHADAPI  PEMILU LEGISLATIF 2009  (STUDI KASUS STRATEGI PERLUASAN BASIS SOSIAL PARTAI ACEH DI KOTA BANDA ACEH)

INTISARI

Partai politik lokal lahir di Aceh  merupakan salah satu hasil dari
perundingan damai antara Pemerintah RI dengan GAM yang tertuang didalam 
MoU Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, serta
kehadiran partai lokal di Aceh semakin dipertegas dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Partai Aceh
merupakan salah satu dari enam partai  politik lokal yang lolos verifikasi untuk
mengikuti pemilu tahun 2009 di Aceh. Sebagai partai baru yang untuk pertama
kalinya terjun dalam ajang pemilu, Partai Aceh diharuskan melakukan perluasan
basis sosialnya agar nantinya mampu  memperoleh suara maksimal didalam
pemilu legislatif Tahun 2009 di Aceh. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis strategi yang dilakukan oleh Partai Aceh dalam memperluas
basis sosialnya pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 dik kota Banda
Aceh.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang dilakukan
dengan memakai pendekatan  deskriptif. pengumpulan datanya dilakukan dengan
observasi secara berpartisipasi, wawancara mendalam, dan metode lain yang
bersifat deskriptif untuk mengungkapkan sebab serta  proses terjadinya peristiwa
yang dialami oleh subjek peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kondisi kultural masyarakat di
kota Banda Aceh berbeda dengan beberapa daerah lainnya di Aceh yang juga
didominasi oleh Partai Aceh, dimana  kondisi masyarakatnya tidak terpengaruh
dengan adanya isu konflik yang terjadi di Aceh. Sehingga akan sangat sulit bagi
sebuah partai untuk menguasai suara dengan mengandalkan kekuatan semata,
namun lebih kearah pendekatan secara persuasif.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini terjadinya perluasan basis sosial Partai
Aceh di kota Banda Aceh dikarenakan  oleh  kemampuan Partai Aceh dalam
mempertahankan serta mengelola basis dasarnya yang semula bernaung didalam
sebuah wadah bernama KPA serta dalam melakukan rekrutmen Partai Aceh
mampu mendapatkan kandidat-kandidat yang memiliki  basis sosial yang sangat
besar dan beragam didalam masyarakat. Walaupun Partai Aceh lebih
menfokuskan dalam perekrutan kandidat pada kelompok berbasis masyarakat
kalangan bawah dibandingkan dengan harus berebut dalam arena  kelompok
ulama dan kelompok birokrat di kota  Banda Aceh. Dengan hadirnya kandidat-
kandidat yang memiliki kedekatan emosional dengan kelompok masyarakat
tertentu membuat Partai Aceh semakin mudah untuk mengembangkan isu-isu
yang dapat diangkat selama melakukan kampanye politiknya. Namun yang jadi
masalah besar adalah para kandidat yang terpilih dari Partai Aceh adalah orang-
orang yang baru pertama kali terjun dalam dunia politk sehingga dipertanyakan
bagaimana kinerja kerja mereka selama menjadi anggota legislatif nantinya.


Kata Kunci : Partai Aceh, Perluasan basis sosial Partai Aceh, Rekrutmen,
Kampanye.