Intisari
Daerah penelitian
adalah Pulau Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengevaluasi potensi mataair yang digunakan
dalam memenuhi kebutuhan air bersih di daerah penelitian; 2) mengkaji
faktor-faktor yang mempengaruhi potensi mataair di daerah penelitian; 3)
menyusun suatu strategi pengelolaan lingkungan sebagai upaya pelestarian
mataair sebagai sumber air bersih di daerah penelitian.
Metode penelitian
yang digunakan adalah metode survei. Data yang dikumpulkan adalah data primer
berupa debit mataair, kualitas air dan kebutuhan air di daerah penelitian; data
sekunder berupa kebutuhan air (domestik, instansi pemerintah, niaga kecil,
sosial, industri kecil), curah hujan, temperatur, kependudukan, penggunaan
lahan, dan batuan (geologi). Potensi mataair dikumpulkan dengan cara survei
lapangan berupa debit minimum dan kualitas air yang terdiri dari sifat fisik,
kimia dan bakteriologi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di daerah penelitian terdapat lima mataair sebagai sumber air
bersih, yaitu mataair Mboang, Kanalimoloyos, Matano Adean, Bindana dan Boloa.
Debit mataair Mboang sebesar 0,023 liter/detik, mataair Kanalimoloyos sebesar
0,928 liter/detik, mataair Matano Adean sebesar 1,586 liter/detik, mataair
Bindana sebesar 2,140 liter/detik, dan mataair Boloa sebesar 2,645 liter/detik,
sehingga total debit mataair sebesar 7,328 liter/detik atau 18.994,2 m3/bulan. Kualitas air
mataair yang melebihi standar baku mutu untuk air golongan A yaitu parameter
kekeruhan, kalsium (Ca), besi (Fe), nitrat (NO3-), jumlah zat padat terlarut (TDS) dan
bakteri coliform. Kebutuhan air domestik adalah 26.787,86 m3/bulan, instansi
pemerintah 1386 m3/bulan, niaga kecil
1452,66 m3/bulan, sosial
1776,8 m3/bulan dan industri
kecil 9 m3/bulan, sehingga
total penggunaan air adalah 31.411,32 m3/bulan. Ketersediaan air mataair adalah
18.994,2 m3/bulan dan
kekurangan air sebesar 12.417,12 m3/bulan. Potensi mataair di Pulau Banggai
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain curah hujan yang mempengaruhi
debit dan kualitas air, vegetasi tutupan lahan mempengaruhi penyerapan air,
jenis batuan mempengaruhi kualitas air, dan struktur batuan yang terdiri dari
batuan metamorfik, batuan gunung api, serpih, konglomerat, breksi dan
batugamping menyebabkan porositas dan permebilitas kecil.
Pengelolaan
lingkungan dalam upaya pelestarian mataair mencakup pemeliharaan yaitu
melindungi daerah aliran sungai dari pencemaran dan pembalakan liar, serta
pemulihan potensi mataair yaitu kegiatan reboisasi dan penghijauan, pembuatan
instalasi pengolahan air minum, dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
lingkungan hidup.
Kata kunci: potensi
mataair, air bersih, pelestarian lingkungan.